Kondisi perekonomian saat ini
yang masih belum stabil, dimana nilai tukar mata uang Rupiah yang melemah
terhadap Dolar AS menyebabkan beberapa implikasi, misalnya kenaikan harga suatu
barang.
Tetapi jangan khawatir, dibalik
itu semua ternyata ada prospek bisnis yang sangat potensial jika digarap dengan
serius, dan menariknya tidak terpengaruh dengan nilai tukar Rupiah terhadap
Dolar.
Sebagai calon pengusaha, kita
harus jeli melihat peluang usaha di sekitar kita. Mereka mengambil ide bisnis rumahan yang
tidak terpengaruh anjloknya mata uang dalam negeri.
Berikut ini 8 ide bisnis rumahan
yang potensial menghasilkan keuntungan :
1. Bikin boneka
Modal: Rp 5-8 juta
Duit modal itu dipakai untuk membeli
peralatan dan bahan, seperti kapas, gunting, kain, dan benang. Lebih bagus
kalau bisa nambah dikit untuk membayar dua-tiga pegawai, sehingga produksi
lebih banyak.
Agar memastikan keuntungan,
pasarkan lewat internet dengan target pembeli di mancanegara. Biar bisa
bersaing, pastikan punya kemampuan membuat boneka yang baik, dari segi kualitas
maupun desain.
Contoh, boneka wayang Rama &
Shinta dijual seharga USD 70 di eBay dengan target pasar internasional. Padahal
biaya satu boneka paling cuma Rp 100 ribu.
2. Hijab
Modal: Rp 5-10 juta
Tidak perlu produksi sendiri
kalau ingin bisnis hijab. Kita bisa mengambil dari pemasok, kayak di Pasar
Tanah Abang, lalu dijual lagi. Tapi harus pandai tawar-menawar biar bisa
kulakan dengan harga miring lalu menjualnya dengan harga lebih tinggi.
Pasar di dalam negeri masih bagus
karena Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas muslim. Kalau mau
menggasak peluang lain, pasarkan juga di negeri yang warganya banyak yang
muslim, seperti Malaysia, Brunei, atau Arab Saudi.
Contoh, hijab yang di Pasar Tanah
Abang seharga Rp 50 ribu rata-rata dihargai 49 ringgit di Malaysia. Dengan kurs
1 ringgit sekitar Rp 3.500, bisa untung 2 kali lipat!
3. Katering
Modal: Rp 20-30 juta
Modal bisnis katering memang agak
besar karena keperluannya banyak, seperti beli peralatan masak dan bahan serta
gaji asisten. Tapi kalau baru mulai, cari proyek kecil-kecilan dulu saja,
seperti menyediakan konsumsi untuk seminar/workshop dengan peserta kurang dari
50 orang.
Tidak perlu muluk-muluk melayani
1.000 tamu undangan. Biar cuma 100 porsi tapi rutin juga menguntungkan.
Bikin menu yang bahannya berasal
dari dalam negeri biar pengeluaran tidak besar. Kalau ingin bisnis katering
makanan Jepang atau Korea, misalnya, tidak cukup modal Rp 20 juta. Jangan lupa,
harus pintar masak.
Contoh, bikin katering dengan
menu gudeg untuk 100 tamu undangan. Dengan harga tiap porsi ditetapkan Rp 25
ribu, sedangkan belanja modal cuma Rp 20 ribu, ada keuntungan Rp 5.000 x 100=
Rp 500 ribu. Itu baru satu acara. Dalam
sebulan acara bisa lebih dari sekali.
4. Warung makan
Modal: Rp 30-40 juta
Bisnis bikin warung makan hampir
sama dengan katering. Hanya modalnya lebih besar karena ada biaya sewa tempat
buat warung. Kecuali jika sudah punya tempat sendiri.
Ingat, makan adalah kebutuhan
utama manusia untuk bertahan hidup, jadi bisnis warung tidak akan pernah redup.
Seperti katering, jualan menu
dalam negeri saja agar tifak perlu memasok bahan dari luar negeri. Pemilihan
lokasi warteg di deket kawasan perkantoran/kampus/pusat bisnis pastinya
menjanjikan dengan target pelanggan pekerja kantoran/mahasiswa/masyarakat umum.
Tentunya masakan juga harus enak agar pelanggan selalu datang.
Contoh, membuat warteg dengan
modal Rp 30 juta. Kalau memasang target pendapatan minimal Rp 300 ribu sehari,
dalam tiga bulan sudah balik modal. Untuk mengejar target, bisa manfaatkan
internet dan smartphone untuk layanan delivery.
5. Tour guide
Modal: Rp 10-15 juta
Membuat usaha biro wisata dengan
target utama turis asing, karena mereka membayar dengan mata uang asing dengan mengikuti kurs rupiah.
Namun, pastikan harus fasih setidaknya bahasa Inggris.
Untuk pemasaran, bisa disupport
dengan membuat website biro wisata. Jika tidak mampu membuat sendiri, bisa juga
mencari jasa pembuatan website. Dengan duit sekitar Rp 500 ribu sudah bisa
membayar jasa pembuatan situs yang simpel. Jika dibandingkan dengan potensi
pendapatan dari wisata buat turis asing ini tidak seberapa.
Contoh, paket wisata dengan harga
US$ 10 per orang. Biasanya turis berwisata dalam kelompok. Kalau tiap kelompok
ada 5 orang misalnya, sudah terkumpul Rp
700 ribu dengan kurs 1 dolar=Rp 14 ribu. Kalau ada 2 kelompok dalam
sehari, bisa dihitung sendiri labanya.
6. Kerajinan tangan
Modal: Rp 10-20 juta
Membuka bisnis kerajinan tangan
dengan bahan murni dari dalam negeri. Jika bisa membuat sendiri dan
mempekerjakan pegawai, itu bagus. Tapi kalau tidak bisa, kita bisa datengin
produk dari sentra usaha kecil-menengah di daerah.
Orang Amerika, Eropa, Australia
sangat suka dengan kerajinan tangan khas Indonesia, mereka suka dengan sifatnya
yang unik dan tradisional disamping bentuknya yang menarik.
Di Sumedang dan Sleman ada desa
penghasil kerajinan bambu. Kalau mau bisnis kerajinan tanah liat, bisa kulakan
di Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Kita harus tahu seluk-beluk kerajinan yang mau
ditekuni sebagai bisnis agar bisa memasarkan dengan baik, syukur-syukur sampai
ke negeri tetangga.
Contoh, kulakan patung tanah liat
hiasan meja seharga Rp 3.000. Di pasar mancanegara, contohnya eBay, patung itu
bisa dihargai sedikitnya US$ 1. Apalagi jika bentuknya eksotis kayak tokoh
wayang.
7. Batik
Modal: Rp 10-20 juta
Batik Indonesia sudah diakui
UNESCO, jadi sudah memiliki nama baik di dunia internasional. Jika ingin bisnis
batik berkualitas, misalnya batik tulis, otomatis modalnya juga besar karena
harganya pun mahal.
Batik Indonesia sudah diakui UNESCO.
Otomatis harga jualnya pun ikut terdongkrak karena status itu. Plus semakin
banyak orang, terutama orang di luar negeri yang penasaran dengan batik khas
Indonesia.
Kita bisa kerja sama dengan
kelompok-kelompok pembatik di daerah seperti Solo, Pekalongan, dan Yogyakarta
untuk memproduksi batik. Jika ingin, bisa lebih fokus ke pasar luar negeri
lewat toko online dengan pengantar berbahasa inggris.
Contoh, kulakan batik tulis di
Solo dengan harga Rp 200 ribu. Di pasar luar negeri, misalnya Amerika, batik
tulis bisa dibanderol hingga US$ 50.
Di luar negeri juga sering
diadakan pameran produk dalam negeri yang difasilitasi pemerintah. Acara
seperti ini bisa dimanfaatkan untuk pemasaran produk batik ke dunia
internasional.
8. Jamu
Modal: Rp 5-10 juta
Siapa bilang jualan jamu harus
muter-muter jalan kaki sambil gendong botol jamu? Jamu Nusantara punya pasar di
luar negeri, khususnya buat warga Indonesia yang tinggal di mancanegara entah
karena kuliah, kerja, bisnis atau yang lain.
Buat penduduk lokal pun jamu
masih jadi idola, menjadi obat organik untuk menjaga kesehatan. Tapi kalau buka
bisnis ini kita harus mengetahui bahan-bahan untuk membuat jamu.
Menurut laporan Kontan, jamu
memperkuat nilai ekspor kita. Artinya, pasar jamu Indonesia di mancanegara
bagus. Jamu kunyit asem yang dijual Rp 5 ribu per botol di Jogja, misalnya,
bisa lebih mahal 2-3 kali lipatnya jika dipasarkan di luar negeri, misalnya
Malaysia.
Itulah 8 ide bisnis rumahan yang
potensial. Semuanya mengandalkan bahan dalam negeri jadi tidak terpengaruh
nilai tukar mata uang.
Untuk memaksimalkan keuntungan,
bisnis bisa menargetkan pasar di luar negeri agar kita dibayar dengan dolar
atau mata uang lain yang nilainya lebih tinggi ketimbang rupiah. Atau bisa juga
fokus lebih dulu untuk mengembangkan bisnis di dalam negeri dahulu.